Tampilkan postingan dengan label ELECTRICAL. Tampilkan semua postingan

gravatar

PLC Omron CJ1M: Mengendalikan Inverter

PLC Omron CJ1M: Mengendalikan Inverter

Quantcast

Inverter (dalam hal ini, yang dimaksud adalah pengendali motor AC) bisa dikendalikan dengan menggunakan PLC. Pengendaliannya bisa menggunakan hubungan serial atau perintah digital dan analog. Berikut akan ditunjukkan contoh cara mengendalikan inverter secara sederhana dengan menggunakan PLC melalui I/O digital dan analog PLC. PLC yang digunakan adalah PLC Omron CJ1M dan inverternya adalah Inverter Omron JX Series.

I/O modul yang dibutuhkan untuk aplikasi ini adalah digital output, analog output, dan analog input. Inverter JX Series memiliki terminal input untuk dikendalikan oleh PLC.

AM memberi keluaran ke PLC yang menunjukkan frekuensi putaran motor (sinyal analog 0 – 10 V). FS, FV, F1, dan FC adalah terminal untuk mengendalikan putaran motor dengan memberikan sinyal analog dari PLC. FS dan FV untuk sinyal dalam tegangan, FI untuk sinyal dalam arus 4 – 20 mA, dan FC adalah terminal common. S1 – S5 adalah terminal digital multi fungsi. Maksud dari multi fungsi adalah fungsi dari tiap input bisa diatur sendiri, tetapi ada fungsi-fungsi default jika tidak kita atur sendiri seperti S1 untuk run forward dan S2 untuk run backward. PSC dan P24 adalah untuk power supply terminal s1 – S5, dan yang terakhir, PC dan P1 adalah digital output multi fungsi.

Pada contoh ini, motor hanya dikendalikan untuk berputar maju, atau mundur, dengan kecepatan yang dapat diubah-ubah. Pin-pin yang digunakan adalah AM, FI dan FC (kecepatan diatur dengan sinyal analog berupa arus), S1, dan S2. Maka, koneksi ke PLC-nya adalah menjadi seperti ini:

Perintah run forward (S1) dikeluarkan melalui digital output 1, run backward (S2) melalui digital ouput 3, mengatur kecepatan motor melalui analog output 2, dan membaca kecepatan motor melalui analog input 2. Digital output ini dapat dikendalikan melalui relay internal atau digital input. Dalam contoh ini, digital output dikendalikan oleh digital input, yakni output 1 oleh input 1, dan output 3 oleh input 3. Sinyal analog untuk mengendalikan kecepatan juga diatur oleh sinyal analog yang dimasukkan melalui analog input 1. Sinyal analog yang melalui analog input 1 bisa diatur besarnya dengan menggunakan potensiometer.

Modul-modul PLC dirangkai dengan urutan berikut : CPU – Digital Input – Digital Output – Analog Input – Analog Output. Pin 2 analog input yang membaca sinyal dari AM, diatur untuk membaca sinyal tegangan 0 – 10 V. Untuk sinyal analog yang lain, diatur untuk sinyal arus 4 – 20 mA. Cara pengaturan jenis sinyal analog dan pengalamatan I/O dapat dilihat pada post-post sebelumnya (Pengalamatan Digital I/O, Pemilihan jenis input analog, Cara mengeluarkan output analog). Dengan konfigurasi tersebut, diagram ladder yang diprogramkan ke dalam PLC adalah sebagai berikut:

Ketika input digital 1 diaktifkan (bisa menggunakan push button atau lainnya), output digital 1 menyala. Output digital ini terhubung ke S1 sehingga memutar motor maju. Begitu juga dengan input digital 2 yang pada akhirnya akan menjalankan motor mundur. Jika kedua tombol ditekan bersamaan, motor tidak akan bergerak karena kedua output digital tidak akan aktif.

Kecepatan motor dikendalikan oleh input arus yang masuk melalui input analog 1 (I:2001). Sinyal ini kemudian akan langsung dikeluarkan ke output analog pin 1 (Q:2011). Input analog 2 (I:2002) membaca kecepatan motor yang diperoleh dari hasil pembacaan inverter. Hal ini hanya berguna untuk monitoring, tidak diwajibkan untuk pengendalian.

Begitulah contoh sederhana pengendalian motor dengan inverter melalui PLC. Banyak fitur-fitur inverter yang lain yang juga bisa diaplikasikan. Namun dengan contoh yang sederhana, fitur-fitur lainnya saya harap bisa Anda jelajahi secara mandiri, karena tiap inverter dan PLC memiliki fitur yang berbeda-beda.


(sumber:akirajunto.wordpress.com)




gravatar

PLC Omron CJ1M Series: Analog Output

PLC Omron CJ1M Series: Analog Output

Kebalikan dari modul analog input, modul analog output digunakan untuk mengeluarkan sinyal analog dari PLC. Sinyal analog yang dapat dikeluarkan umumnya berada dalam rentang sinyal-sinyal standard industri seperti 4 – 20 mA. Sama seperti pada modul analog input, modul analog output juga harus diatur Unit No. nya terlebih dahulu untuk menentukan pengalamatan memorinya. Selain itu, resolusi dan jenis outputnya juga bisa ditentukan (tegangan atau arus).

Cara mengeluarkan output analog mirip dengan cara membaca input analog, yakni dengan cara memindahkan atau memasukkan data ke dalam memori CIO, tetapi dengan sedikit perbedaan. Dalam mengeluarkan output analog, setelah memindahkan data ke memori CIO, Conversion Enable Bit harus diset agar output dikonversi ke analog dan dikeluarkan. Berikut ini adalah contoh pengeluaran output analog:

Misalkan ingin mengeluarkan output analog bernilai #03A8 (nilai arus atau tegangan yang dikeluarkan tergantung dari grafik konversi pada datasheet) dari output pin 6 untuk modul analog output dengan Unit No. 7. Unit No. 7 membuat pengalamatan modul ini terletak pada CIO 2070 – CIO 2079 dan alamat pin 6 berada pada CIO 2076 (cara menentukan alamat bisa dilihat pada post Analog Input). Maka diagram ladder untuk mengeluarkan output ini adalah seperti berikut:

analog output

Setelah perintah MOV, digunakan perintah SET untuk me-set Conversion Enable Bit. Letak bit ini berada pada alamat CIO 2000 + (10 x n) untuk Unit No. #n.

enable conversion bit

Pada contoh ini, alamat Conversion Enable Bit ada pada CIO 2070 karena Unit No. bernilai 7. Bit yang di-set adalah bit ke-6 sehingga alamat yang di-set adalah CIO 2070.05. Dengan cara yang sama, pengeluaran output analog juga dapat dilakukan pada pin-pin lainnya.


(sumber: akirajunto.wordpress.com)




gravatar

PLC Omron CJ1M Series: Analog Input


PLC Omron CJ1M Series: Analog Input

PLC juga bisa digunakan untuk membaca dan mengolah sinyal analog selain sinyal digital. Untuk melakukan ini, PLC harus memiliki modul Analog Input. Modul ini biasanya didesain untuk membaca sinyal-sinyal standard industri yakni 0 – 5 V, ±10 V, atau 4 – 20 mA. Dalam penjelasan berikut ini, akan ditunjukkan cara penggunaan modul Analog Input dengan contoh modul Omron CJ1W-AD081-V1 Analog Input Unit.

Untuk menggunakan analog input, modul ini harus dihubungkan ke rangkaian PLC dan ditentukan Unit No.-nya. Unit No. ini ditentukan dengan cara mengatur skrup Mach No. di depan Modul Analog Unit. Skrup Mach No. ini ada 2 buah: satu skrup puluhan (x10¹) dan satu skrup satuan (x10°). Jika ingin membuat modul ini memiliki Unit No. 12, putar skrup puluhan ke angka 1 dan skrup satuan ke angka 2. Selain itu, di IO Table dan Unit Setup pada CX-Programmer juga harus diberi Unit No. yang sama. Ingat, Unit No. modul ini tidak boleh sama dengan modul lain karena akan bertabrakan pengalamatan memorinya.

mach no

Pengalamatan memori modul diatur oleh Unit No. dengan aturan seperti berikut:

Unit #n = CIO 2000 + (n x 10) hingga CIO 2000 + (n x 10) + 9

Jadi, jika Unit No. nya 12, maka memori CIO (memori penempatan I/O) berada di alamat CIO 2120 hingga CIO 2129. Memori CIO adalah memori penempatan data input/output pada modul analog. Untuk modul analog input, nilai masukan analog yang terbaca di terminal input disimpan di memori ini setelah dikonversi menjadi data biner 16-bit bertipe signed integer. Modul CJ1W-AD081-V1 memiliki 8 input terminal, yang setiap input menyimpan data hasil konversinya di alamat CIO 2121 hingga 2128 secara berurutan: input 1 di CIO 2121, input 2 di CIO 2122, input 3 di CIO 2123, dst.

Selain penentuan alamat memori, jenis input yang dibaca juga harus ditentukan (tegangan atau arus). Penentuan ini dilakukan dengan mengubah switch di bagian belakang terminal (gambar di bawah). Setelah itu, penentuan range besar tegangan atau arus dapat dilakukan pada IO Table and Unit Setup. Double click pada modul analog input, kemudian pilih jenis input yang ingin dibaca: 0 – 5 V, ±10 V, atau 4 – 20 mA. Ada pengaturan lainnya seperti jumlah buffer yang digunakan, besar resolusi, dan fungsi peak hold. Fungsi-fungsi ini biarkan saja apa adanya jika Anda tidak memperhitungkannya.

switch tegangan arus

Untuk mengakses data input ini, bisa menggunakan fungsi MOV yang memindahkan data dari CIO ke DM atau register. Misalkan pada modul dengan Unit No. 12, input ke-5 ingin dibaca masukannya dan disimpan ke memori DM21234, kita gunakan fungsi ladder MOV 2125 D21234 (lihat gambar berikut).

baca analog

Penulisan alamat CIO tidak perlu menuliskan kata CIO, cukup dengan angka memorinya seperti CIO 2125 ditulis dengan 2125. Untuk daerah memori yang lain seperti DM, perlu dituliskan huruf depannya seperti DM 21234 ditulis dengan D21234.

Dengan perintah MOV tadi, data sinyal analog yang berasal dari input terminal 5 dapat dibaca dan diolah. Konversi nilai analog ke data ini bergantung pada jenis input apa yang dibaca (tegangan atau arus) dan resolusi yang dipakai. Nilai konversi dapat diketahui dengan mengacu pada grafik konversi Analog ke Digital di dalam datasheet.


(Sumber: Akirajunto.wordpress.com)



gravatar

PLC Omron CJ1M: Aritmatika pada Ladder

PLC Omron CJ1M: Aritmatika pada Ladder

Operasi aritmatika juga terkadang dibutuhkan dalam pengendalian dengan PLC. Operasi ini sekarang sudah tersedia dalam PLC sehingga bisa digunakan dalam program ladder. Operasi-operasi aritmatika ini mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, bahkan trigonometri. Bilangan yang diolah bisa berbentuk integer (bilangan bulat) dan juga float (bilangan pecahan). Berikut akan saya tunjukkan penggunaan operasi aritmatika pada PLC Omron CJ1M Series.

Contoh ini akan memperlihatkan penggunaan operasi aritmatika untuk menkonversi data word (16-bit) input analog menjadi nilai analog yang sebenarnya masuk. Misalkan input analog menerima input arus 4 – 20 mA dan dikonversi menjadi data word dengan resolusi 4000. Berdasarkan datasheet, sinyal ini dikonversi menjadi 4 mA = 0000hex dan 20 mA = 0FA0hex sehingga persamaan konversinya adalah

i = 10hex/0FA0hex * (x + 03E8hex)

dengan:

i = nilai arus

x = word hasil konversi

Input analog misalkan disetting Unit No. 2 dan arus masuk dari terminal pin 3. Jadi, input yang sudah dikonversi, yakni x, akan berada di alamat CIO 2023. Untuk mengubah data word x menjadi nilai arus i, langkah pertama adalah menjumlah x dengan angka 03E8hex. Operasi ini menggunakan fungsi + 2023 #03E8 D0. Fungsi itu menjumlahkan bilangan yang berada di CIO2023 dengan angka 03E8hex dan hasilnya dimasukkan ke dalam DM0.

Setelah itu, hasilnya yang di dalam DM0000 dikalikan dengan angka 10hex dengan fungsi * DM0000 #10 DM0001. Hasil perkalian ini dimasukkan ke dalam memori DM0001 dan DM0002. Dua alamat memori digunakan untuk menampung hasil perkalian karena hasil perkalian dua bilangan word (16 bit) bisa menghasilkan bilangan sepanjang 2 word (32 bit).

Kemudian, hasil perkalian tadi harus dibagi dengan bilangan 0FA0hex. Karena hasil pembagian bisa menghasilkan bilangan pecahan, maka hasil perkalian dan bilangan oFAohex harus diubah ke dalam bentuk float terlebih dahulu. Hasil perkalian di DM0001 dan DM0002 diubah ke float dengan fungsi FLTL D1 D3 dan bilangan 0FA0hex diubah ke float dengan fungsi FLT #0FA0 D5. FLTL berfungsi untuk mengubah bilangan 2 word (32-bit) menjadi float dan FLT mengubah bilangan 1 word (16-bit) menjadi float. Bentuk float hasil perkalian disimpan di DM0003 dan 0FA0hex disimpan di DM0005.

Yang terakhir adalah operasi pembagian. Hasil perkalian yang sudah berbentuk float tadi dibagi dengan bilangan 0FA0hex yang sudah berupa float juga. Operasi ini menggunakan fungsi /F D3 D5 D7. Bilangan hasil perkalian yang disimpan di DM0003 dibagi dengan bilangan 0FA0hex yang disimpan di DM0005. Hasil pembagian ini disimpan dalam DM0007. Selesailah perhitungan arus yang masuk ke input analog. Hasil akhirnya adalah nilai arus yang masuk ke input analog dalam mA. Dalam diagram ladder, operasi-operasi aritmatika tadi menjadi seperti ini:

aritmatik


(Sumber: akirajunto.wordpress.com)


gravatar

KATALOG KABEL (3)


SPECIAL CABLES CATALOQUE

XLPE INSULATE PVC OR LSZH SHEATHED

INSTRUMENTATION CABLES

INSTRUMENTATION ARMOURED CABLES

LOW SMOKE HALOGEN FREE INSTRUMENTATION CABLES


FIRE RESISTANT CABLES




gravatar

KATALOG KABEL (2)

MEDIUM VOLTAGE CATALOQUE CABLE

AIRPORT CABLES


OIL & GAS CABLES


OVERHEAD CABLES

UNDERGROUND CABLES

gravatar

KATALOG KABEL (1)


Jika anda ingin mengetahui kabel apa yang akan anda gunakan untuk instalasi kelistrikan dari mulai tegangan rendah (LOW VOLTAGE) sampai tegangan tinggi (HIGH VOLTAGE).
untuk lebih jelasnya:

LOW VOLTAGE CATEGORIES

BUILDING WIRE & CABLES

INDUSTRIAL CABLES

OIL & GAS CABLES

to be continue.....???





gravatar

PLC e-book



Ingin cari e-book gratis tentang Progammable Logic Control (PLC), tapi maaf e-book ini masih versi Inggris alias bahasa Inggris, dan saya jamin isinya berbobot untuk para pemula dan tingkat lajut.

download link:

http://kewlshare.com/dl/ca0556d992be/Plc_Programming_Methods_And_Applications....WarezShelter.com.rar.html

Password
rohansakhale@WarezShelter.com


gravatar

KONTROL MOTOR SERVO MENGGUNAKAN PLC



PLC Servo sistem

Perbedaan antara sistem linear Servo dan gerakan sistem kontrol:
Linier Servo System :

PLC memberikan masukan kepada pulse motor drive (digital ) maka motor driver akan memberikan trigger melalui PWM ke AC Servo motor. umpan balik akan diberikan oleh encoder ke driver dan driver akan membaca error counter.

Motion Control System :

PLC memberikan pulse ke motion control unit lalu motion control unit akan memberikan input analog 0-10V ke motor driver. driver motor yang akan memberikan perintah melalui PWM ke AC Servo motor. umpan balik akan diberikan oleh encoder ke driver dan driver akan memberikan sinyal error kepada motion control unit untuk membaca error counter

Saya akan mulai dengan menjelaskan pada linier servo system. Pada dasarnya, ada dua cara untuk mengatur putaran arah motor dengan menggunakan CW / CCW pulse mode atau menggunakan pulse + arah. Pertama yang dibutuhkan adalah dua pulse output dari Servo motor untuk menjalankannya. Pastikan pengaturan dari PLC pulses output.Baca manual book Servo untuk lebih memahami diagram pulse juga untuk mengetahui waktu respons dari pulse.
Pastikan Wiringnya yang benar. Dasar output dari PLC ke Servo driver (amplifier) adalah pulse keluaran (di sini andah memerlukan dua output, jika Anda menggunakan pulse + arah, satu output yang akan mendapatkan pulse sedangkan yang lain output akan memberitahu Servo amplifier arah.Jika CW / CCW modus, satu output yang searah jarum jam untuk pulse dan lainnya adalah untuk pulses counter clockwise).
Anda juga perlu output yang Servo RUN ke sinyal pada motor dan Reset sinyal untuk me-reset alarm. Informasi tambahan, tidak semua alarm dapat diatur ulang dari sinyal untuk beberapa alarm.

Untuk input ke PLC dari Servo driver, memerlukan masukan dari AC Servo motor encoder. jika anda menggunakan open collector, satu trigger. akan menghitung Z Phase dari encoder dan kembali ke plc untuk melakukan pulse counte

Salah satu contoh bagaimana diagram tangga untuk jog motor ke kanan atau mundur memberitahu motor untuk menghitung berapa banyak pulses telah dipindahkan dan menggunakan jumlah yang sama untuk maju. Gunakan pulse + arah mode, ketika dijalankan mundur, sehingga encoder memberi negatif-signed pulses. Untuk mejadikan positif berikan sedikit intruksi arithmatics sehingga jumlah pulses digunakan untuk maju, sama dengan jumlah pulses diberikan kepada motor untuk berpindah ke belakang. Dan perluh dicatat bahwa instruksi PULS juga digunakn untuk memberitahu jumlah pulses yang akan diberikan ke PLC, lalu instruksi SPED membaca frekuensi pulses, dan ini akan menentukan kecepatan dari Servo sistem, dan juga PRV yang merupakan instruksi untuk memberitahu PLC untuk menerima pulse count dari Servo driver keluaran (input ke PLC).

(sumber : Basic PLC for Beginner)

gravatar

Motor Listrik Arus Bolak Balik

gravatar

PLC

PLC(Progammable Logic Control) dibutuhkan di semua dunia Industri oleh karena itu kita dituntut bisa
Bertanya bukan hal yang memalukan,di blog ini anda bebas bertanya tentang PLC

Pengikut